Jumat, 29 Januari 2016

Sejarah

         Sejak Zaman Airlangga bertahta daerah Tuban dibuka sebagai kota pelabuhan yang bernama Kambang Putih bersama Jepara dan Gresik. HJ de Graff dalam bukunya yang berjudul Cina Muslim di Jawa Abad XV dan XVI Antara Historisitas dan Mitos (1984:4) menyebutkan Tuban menrupakan pelabuhan Utama di Pulau Jawa sekaligus sebagai pintu utama menuju kerajaan majapahit Tuban mempunyai peran yang sangat penting sejak pertama kali berdiri. Pada masa Raden Arya Dandang Wacana dan Raden Haryo Ranggalawe Tuban menjadi daerah pesisir yang banyak di singgahi pedagang-pedagang dari negara lain. Pada Prasasti Biluluk II yang dibuat pada tahun 1391 menyebutkan secara rinci  barang dagangan yang dibawa oleh para pedagang diantaranya kain, pakaian, bahan pewarna, benang dan 11 jenis kain tekstil.
         Dalam beberapa sumber sejarah disebutkan bahwa ekspedisi terbesar di dunia yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho pernah berlabuh di Tuban. Beberapa sumber historiografi Cina menyebut Tuban dengan “Xin Cun” yang berarti kampung baru, karena pada saat itu banyak berdatangan peratau dari Guangong dan Zhang Zou. Pada masa penyebaran agama islam, Tuban merupakan pusat pengembangan islam dibawah Sunan Bonang. Sunan Bonang sendiri merupakan putra Sunan Ampel dengan ibu Nyai Ageng Manila, Putri Arya Teja Bupati Tuban.
     Ketiga interaksi budaya (Jawa, Islam, Cina) mempengaruhi adat istiadat masyarakat Tuban salah satunya Batik. Jika diamati setipa potong batik Tuban terdapat unsur jawa seperi lar (sayap) yang melambangkan kekuasaan, unsur islam seperti kijing miring yang mengingatkan akhir kehidupan dan unsur cina seperti burung Hong, bunga Pioni, serta penataan corak dengan gaya Lok Chan.
 
Gambar 1 : Proses pembuatan batik gedog secara tradisional

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Tuban, Jawa Timur, Indonesia
Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © Batik Tuban | Powered by Blogger
Design by Viva Themes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com